GEJALA USUS BUNTU
PENYAKIT USUS BUNTU(Appendicitis)
pendisitis merupakan penyakit yang
umum dan paling sering ditemukan pada kalangan muda yang berusia 10-20 tahun.
Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa penyakit ini bisa menyerang siapa saja.
Periksakan diri ke dokter jika Anda
mengalami sakit perut yang perlahan-lahan makin parah.
Segera panggil ambulans jika sakit perut Anda tiba-tiba bertambah parah dan
menyebar ke seluruh perut.
Gejala
Penyakit Usus Buntu
Sakit perut yang mengindikasikan
penyakit ini biasanya berawal di perut bagian tengah. Pada awalnya, rasa sakit
itu datang dan pergi. Beberapa jam kemudian, rasa sakit akan berpindah ke perut
kanan bawah (tempat usus buntu berada) lalu bertambah parah dan terus terasa.
Rasa sakit juga akan bertambah parah
saat terjadi penekanan pada bagian itu atau saat Anda batuk atau berjalan.
Beberapa gejala lain yang dapat menyertai sakit perut tersebut antara lain:
- Kehilangan nafsu makan.
- Pembengkakan pada perut.
- Tidak bisa buang gas.
- Mual dan muntah.
- Konstipasi atau diare.
- Demam.
- Sakit saat buang air kecil.
- Kram perut.
Penyakit usus buntu sering disangka
sebagai penyakit lain, seperti keracunan makanan, sindrom iritasi usus yang
parah, konstipasi biasa, dan infeksi saluran kemih. Wanita muda juga sering
mengira gejala penyakit ini berhubungan dengan kandungan, seperti kehamilan ektopik atau nyeri menstruasi.
Konsultasikan kepada dokter jika
Anda mengalami sakit perut yang perlahan-lahan makin parah. Segera panggil
ambulans jika sakit perut Anda tiba-tiba bertambah parah dan menyebar ke
seluruh perut. Ini mengindikasikan kemungkinan pecahnya usus buntu yang dapat
menyebabkan peritonitis (infeksi serius pada lapisan perut sebelah dalam).
Penyebab
Penyakit Usus Buntu
Penyebab penyakit ini belum
diketahui dengan pasti sehingga pencegahannya juga belum diketahui, tapi
sebagian besar diperkirakan terjadi akibat tersumbatnya ‘pintu masuk’ menuju
usus buntu oleh:
- Tinja.
- Kelenjar getah bening yang bengkak dalam dinding usus. Pembengkakan ini biasanya berkembang setelah terjadi infeksi saluran pernapasan atas.
Penyumbatan tersebut akan
menyebabkan terjadinya inflamasi dan pembengkakan. Tekanan akibat pembengkakan
akan memicu pecahnya usus buntu.
Diagnosis
Penyakit Usus Buntu
Gejala-gejala yang identik dengan
peradangan usus buntu terkadang hanya ditemukan pada sebagian penderita dan
cenderung mirip dengan penyakit lain sehingga sulit didiagnosis. Letak usus
buntu pada tiap orang yang bisa berbeda-beda juga dapat mempersulit proses
diagnosis. Ada yang terletak di bagian lain, misalnya pada panggul di belakang
usus besar atau di belakang hati.
Dokter biasanya akan menanyakan
gejala-gejala Anda sebelum mengadakan pemeriksaan-pemeriksaan berikut:
- Pemeriksaan fisik untuk mengonfirmasi rasa sakit pada perut. Bagian di sekitar usus buntu (perut kanan bawah) akan ditekan secara perlahan-lahan.
- Tes darah untuk memeriksa jumlah sel darah putih yang mengindikasikan adanya infeksi.
- Tes urin untuk menghapus kemungkinan adanya penyakit lain, misalnya infeksi saluran kemih atau batu ginjal.
- CT scan atau USG untuk memeriksa usus buntu Anda bengkak atau tidak.
- Pemeriksaan organ intim dan tes kehamilan untuk wanita yang belum menopause untuk menghapus kemungkinan adanya penyakit yang berhubungan dengan organ kewanitaan.
Pengobatan
Penyakit Usus Buntu
Langkah pengobatan utama untuk
penyakit usus buntu adalah lewat operasi pengangkatan usus buntu atau yang
dikenal dengan istilah apendektomi. Menjalani operasi jauh lebih aman daripada
menunggu hasil konfirmasi adanya peradangan usus buntu karena risiko pecahnya
usus buntu akan bertambah. Usus buntu tidak memiliki fungsi yang penting bagi
tubuh manusia dan pengangkatannya tidak akan menyebabkan masalah kesehatan
jangka panjang.
Sama seperti semua operasi,
apendektomi tetap memiliki risiko seperti terbentuknya infeksi luka operasi
serta pendarahan. Tetapi operasi ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi
dan jarang menyebabkan komplikasi jangka panjang.
Ada dua jenis apendektomi yang dapat
dilakukan, yaitu operasi laparoskopi atau ‘lubang kunci’ dan bedah sayatan
terbuka. Keduanya dilakukan dengan pembiusan total.
Operasi pengangkatan usus buntu
lewat ‘lubang kunci’ (laparoskopi) lebih banyak dipilih, terutama untuk pasien
manula atau yang mengalami obesitas. Laparoskopi hanya
membutuhkan beberapa sayatan kecil pada perut untuk mengangkat usus buntu.
Karena itu, masa pemulihan pasien akan jauh lebih cepat. Pasien biasanya akan
diizinkan pulang setelah beberapa hari atau bahkan 24 jam.
Tetapi tidak semua penderita usus
buntu dapat menjalani operasi laparoskopi, misalnya karena usus buntu sudah
pecah atau infeksinya yang sudah menyebar. Jika ini terjadi, penderita
membutuhkan prosedur bedah sayatan terbuka untuk mengangkat usus buntu
sekaligus membersihkan rongga perut.
Proses operasi ini membutuhkan masa
pemulihan selama satu minggu sebelum pasien diizinkan pulang. Pasien biasanya
dapat kembali beraktivitas normal dalam 2-3 minggu, tapi sebaiknya menghindari
aktivitas berat setidaknya selama 1,5-2 bulan setelah operasi.
Pemantauan masa pemulihan juga
sangat penting. Segera hubungi dokter atau rumah sakit tempat Anda dioperasi
jika Anda mengalami gejala-gejala infeksi seperti muntah-muntah, rasa nyeri dan
pembengkakan yang semakin parah, demam, luka operasi terasa panas, atau ada
cairan yang keluar dari luka operasi.
Penyakit usus buntu juga bisa
menyebabkan gumpalan atau benjolan pada usus buntu yang terdiri dari jaringan
usus buntu dan lemak. Benjolan terbentuk karena upaya alami tubuh untuk
mengobati penyakit ini. Dokter biasanya tidak menganjurkan Anda untuk segera
menjalani operasi. Anda akan diberikan antibiotik selama beberapa minggu agar
infeksi gumpalan usus buntu berkurang sebelum dioperasi.
Komplikasi
Pecahnya Usus Buntu
Penyakit usus buntu yang tidak
diobati memiliki risiko untuk pecah dan dapat mengancam jiwa. Segera hubungi
rumah sakit jika sakit perut Anda mendadak makin parah dan menyebar ke seluruh
perut. Ini mengindikasikan kemungkinan pecahnya usus buntu yang dapat
menyebabkan beberapa komplikasi seperti peritonitis dan abses.
Abses merupakan kantong kumpulan
nanah yang menyakitkan. Komplikasi ini muncul sebagai usaha alami tubuh untuk
mengatasi infeksi akibat usus buntu yang pecah. Penanganannya dilakukan dengan
penyedotan nanah dari abses atau terkadang dengan antibiotik. Jika ditemukan
dalam operasi, abses dan bagian di sekitarnya akan dibersihkan dengan hati-hati
dan diberi antibiotik.
Peritonitis adalah infeksi akibat
bakteri yang menyebar ke selaput yang melapisi perut bagian dalam atau
peritoneum. Gejalanya meliputi sakit perut yang parah dan terus-menerus,
muntah, detak jantung cepat, demam, daerah perut yang bengkak, serta napas
pendek dan terengah-engah. Komplikasi ini biasanya ditangani dengan pemberian
antibiotik dan operasi pengangkatan usus buntu.
0 Response to "GEJALA USUS BUNTU"
Post a Comment