ads

STANDAR ISI SD




LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR  22  TAHUN 2006  TANGGAL  23 MEI 2006
STANDAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan   Undang-Undang Dasar Negara
Republik    Indonesia    Tahun    1945    berfungsi    mengembangkan    kemampuan    dan
membentuk    watak    serta    peradaban    bangsa    yang    bermartabat    dalam    rangka
mencerdaskan  kehidupan  bangsa,  bertujuan  untuk  mengembangkan  potensi  peserta
didik  agar  menjadi  manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha
Esa,  berakhlak  mulia,  sehat,  berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri,  dan  menjadi  warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah    menyelenggarakan    suatu    sistem    pendidikan    nasional    sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Pendidikan  nasional  harus  mampu  menjamin  pemerataan  kesempatan  pendidikan,
peningkatan  mutu  dan  relevansi  serta  efisiensi  manajemen  pendidikan.  Pemerataan
kesempatan    pendidikan    diwujudkan    dalam    program    wajib    belajar    9    tahun.
Peningkatan   mutu   pendidikan   diarahkan   untuk   meningkatkan   kualitas   manusia
Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki
daya    saing  dalam  menghadapi  tantangan  global.  Peningkatan  relevansi  pendidikan
dimaksudkan  untuk  menghasilkan  lulusan  yang  sesuai  dengan  tuntutan  kebutuhan
berbasis   potensi   sumber   daya   alam   Indonesia.   Peningkatan   efisiensi   manajemen
pendidikan    dilakukan    melalui    penerapan    manajemen    berbasis    sekolah    dan
pembaharuan       pengelolaan       pendidikan       secara       terencana,       terarah,       dan
berkesinambungan.
Implementasi  Undang-Undang  Nomor  20  tahun  2003  tentang  Sistem  Pendidikan
Nasional  dijabarkan  ke  dalam  sejumlah  peraturan  antara  lain  Peraturan  Pemerintah
Nomor  19  Tahun  2005  tentang  Standar  Nasional  Pendidikan.  Peraturan  Pemerintah
ini  memberikan  arahan  tentang  perlunya  disusun  dan  dilaksanakan  delapan  standar
nasional  pendidikan,  yaitu:  standar  isi,  standar  proses,  standar  kompetensi  lulusan,
standar  pendidik  dan  tenaga  kependidikan,  standar  sarana  dan  prasarana,  standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Dalam   dokumen   ini   dibahas   standar   isi   sebagaimana   dimaksud   oleh   Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang secara keseluruhan mencakup:
1.   kerangka   dasar   dan   struktur   kurikulum   yang   merupakan   pedoman   dalam
penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan,
2.   beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah,
3.   kurikulum   tingkat   satuan   pendidikan   yang   akan   dikembangkan   oleh   satuan
pendidikan  berdasarkan  panduan  penyusunan  kurikulum  sebagai  bagian  tidak
terpisahkan dari standar isi, dan
4.   kalender  pendidikan  untuk  penyelenggaraan  pendidikan  pada  satuan  pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Standar  Isi  dikembangkan  oleh  Badan  Standar  Nasional  Pendidikan  (BSNP)  yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
1


BAB II
KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM
A.  Kerangka Dasar Kurikulum
1.   Kelompok Mata Pelajaran
Peraturan   Pemerintah   Nomor   19   Tahun   2005   tentang   Standar   Nasional
Pendidikan   pasal   6   ayat   (1)   menyatakan   bahwa   kurikulum   untuk   jenis
pendidikan  umum,  kejuruan,  dan  khusus  pada  jenjang  pendidikan  dasar  dan
menengah terdiri atas:
a.    kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b.   kelompok mata pelajaran kewarganegaraan   dan kepribadian;
c.    kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d.   kelompok mata pelajaran estetika;
e.    kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1.   Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No
Cakupan
1.
Kelompok Mata
Pelajaran

Agama dan
Akhlak Mulia
2.
Kewarganega-
raan dan
Kepribadian
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti,
atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan
agama.

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik akan status,
hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran    dan    wawasan    termasuk    wawasan
kebangsaan,   jiwa   dan   patriotisme   bela   negara,
penghargaan   terhadap   hak-hak   asasi   manusia,
kemajemukan    bangsa,    pelestarian    lingkungan
hidup,   kesetaraan   gender,   demokrasi,   tanggung
jawab   sosial,   ketaatan   pada   hukum,   ketaatan
membayar   pajak,   dan   sikap   serta   perilaku   anti
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
2


No
3.
Kelompok Mata
Pelajaran

Ilmu
Pengetahuan
dan Teknologi
Cakupan
Kelompok  mata  pelajaran  ilmu  pengetahuan  dan
teknologi  pada  SD/MI/SDLB  dimaksudkan  untuk
mengenal,   menyikapi,   dan   mengapresiasi   ilmu
pengetahuan   dan   teknologi,   serta   menanamkan
kebiasaan  berpikir  dan  berperilaku  ilmiah  yang
kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok  mata  pelajaran  ilmu  pengetahuan  dan
teknologi  pada  SMP/MTs/SMPLB  dimaksudkan
untuk     memperoleh     kompetensi     dasar     ilmu
pengetahuan  dan  teknologi  serta  membudayakan
berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok  mata  pelajaran  ilmu  pengetahuan  dan
teknologi  pada  SMA/MA/SMALB  dimaksudkan
untuk     memperoleh     kompetensi     lanjut     ilmu
pengetahuan  dan  teknologi  serta  membudayakan
berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok  mata  pelajaran  ilmu  pengetahuan  dan
teknologi   pada   SMK/MAK   dimaksudkan   untuk
menerapkan   ilmu   pengetahuan   dan   teknologi,
membentuk       kompetensi,       kecakapan,       dan
kemandirian kerja.

Kelompok  mata  pelajaran  estetika  dimaksudkan
untuk    meningkatkan    sensitivitas,    kemampuan
mengekspresikan  dan  kemampuan  mengapresiasi
keindahan         dan         harmoni.         Kemampuan
mengapresiasi   dan   mengekspresikan   keindahan
serta  harmoni  mencakup  apresiasi  dan  ekspresi,
baik dalam kehidupan individual sehingga mampu
menikmati  dan  mensyukuri  hidup,  maupun  dalam
kehidupan     kemasyarakatan     sehingga     mampu
menciptakan kebersamaan yang harmonis.

Kelompok  mata  pelajaran  jasmani,  olahraga  dan
kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
meningkatkan   potensi   fisik   serta   menanamkan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok  mata  pelajaran  jasmani,  olahraga  dan
kesehatan  pada  SMP/MTs/SMPLB  dimaksudkan
untuk      meningkatkan      potensi      fisik      serta
membudayakan  sportivitas  dan  kesadaran  hidup
sehat.
Kelompok  mata  pelajaran  jasmani,  olahraga  dan
kesehatan    pada    SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
dimaksudkan   untuk   meningkatkan   potensi   fisik
4.
Estetika
5.
Jasmani,
Olahraga dan
Kesehatan
3


No
Kelompok Mata
Pelajaran
Cakupan

serta  membudayakan  sikap  sportif,  disiplin,  kerja
sama, dan hidup sehat.
Budaya  hidup  sehat  termasuk  kesadaran,  sikap,
dan  perilaku  hidup  sehat  yang  bersifat  individual
ataupun   yang   bersifat   kolektif   kemasyarakatan
seperti  keterbebasan  dari  perilaku  seksual  bebas,
kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah,
muntaber,  dan  penyakit  lain  yang  potensial  untuk
mewabah.
Selain  tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai bagian dari
kerangka dasar kurikulum, perlu dikemukakan prinsip pengembangan
kurikulum.
2.   Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan  oleh  sekolah  dan  komite  sekolah  berpedoman  pada  standar
kompetensi lulusan dan standar isi serta  panduan penyusunan kurikulum yang
dibuat   oleh   BSNP.   Kurikulum   dikembangkan   berdasarkan   prinsip-prinsip
berikut.
a.   Berpusat  pada  potensi,  perkembangan,  kebutuhan,  dan  kepentingan
peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum   dikembangkan   berdasarkan   prinsip   bahwa   peserta   didik
memiliki   posisi   sentral   untuk   mengembangkan   kompetensinya   agar
menjadi  manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha
Esa,  berakhlak  mulia,  sehat,  berilmu, cakap,  kreatif,  mandiri  dan  menjadi
warga    negara    yang    demokratis    serta    bertanggung    jawab.    Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik    disesuaikan    dengan    potensi,    perkembangan,    kebutuhan,    dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
b.   Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta  didik,  kondisi  daerah,  dan  jenjang  serta  jenis  pendidikan,  tanpa
membedakan  agama,  suku,  budaya  dan  adat  istiadat,  serta  status  sosial
ekonomi  dan  gender.  Kurikulum  meliputi  substansi  komponen  muatan
wajib  kurikulum,  muatan  lokal,  dan  pengembangan  diri  secara  terpadu,
serta  disusun  dalam  keterkaitan  dan  kesinambungan  yang  bermakna  dan
tepat antarsubstansi.
4


c .    Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,  teknologi, dan
seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu
semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
d.   Relevan dengan  kebutuhan kehidupan
Pengembangan   kurikulum   dilakukan   dengan        melibatkan   pemangku
kepentingan  (stakeholders)  untuk  menjamin  relevansi  pendidikan  dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan   kemasyarakatan,
dunia usaha dan  dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi,       keterampilan       berpikir,   keterampilan   sosial,   keterampilan
akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
e.    Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi  kurikulum  mencakup  keseluruhan  dimensi  kompetensi,  bidang
kajian   keilmuan   dan   mata   pelajaran   yang   direncanakan   dan   disajikan
secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f.    Belajar sepanjang hayat
Kurikulum  diarahkan  kepada  proses  pengembangan,  pembudayaan  dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan     keterkaitan     antara     unsur-unsur     pendidikan     formal,
nonformal   dan   informal,   dengan   memperhatikan   kondisi   dan   tuntutan
lingkungan  yang  selalu  berkembang  serta  arah  pengembangan  manusia
seutuhnya.
g.   Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum  dikembangkan  dengan  memperhatikan  kepentingan  nasional
dan   kepentingan   daerah   untuk   membangun   kehidupan   bermasyarakat,
berbangsa  dan  bernegara.  Kepentingan  nasional  dan  kepentingan  daerah
harus  saling  mengisi  dan  memberdayakan  sejalan  dengan  motto  Bhineka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.   Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan
prinsip-prinsip sebagai berikut.
a.    Pelaksanaan   kurikulum   didasarkan   pada   potensi,   perkembangan   dan
kondisi  peserta  didik  untuk  menguasai  kompetensi  yang  berguna  bagi
dirinya.   Dalam   hal   ini   peserta   didik   harus   mendapatkan   pelayanan
pendidikan     yang     bermutu,     serta     memperoleh     kesempatan     untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
b.   Kurikulum  dilaksanakan  dengan  menegakkan  kelima  pilar  belajar,  yaitu:
(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b)
belajar   untuk   memahami   dan   menghayati,   (c)   belajar   untuk   mampu
melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama
5


dan   berguna   bagi   orang   lain,   dan   (e)   belajar   untuk   membangun   dan
menemukan  jati  diri,  melalui  proses  pembelajaran  yang  aktif,  kreatif,
efektif, dan menyenangkan.
c.    Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan
yang  bersifat  perbaikan,  pengayaan,  dan/atau  percepatan  sesuai  dengan
potensi,   tahap   perkembangan,   dan   kondisi   peserta   didik   dengan   tetap
memperhatikan  keterpaduan  pengembangan  pribadi  peserta  didik  yang
berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
d.   Kurikulum   dilaksanakan   dalam   suasana   hubungan   peserta   didik   dan
pendidik   yang   saling   menerima   dan   menghargai,   akrab,   terbuka,   dan
hangat,  dengan  prinsip  tut  wuri  handayani,  ing madia  mangun  karsa,  ing
ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah
membangun  semangat  dan  prakarsa,  di  depan  memberikan  contoh  dan
teladan).
e.    Kurikulum  dilaksanakan  dengan  menggunakan  pendekatan  multistrategi
dan   multimedia,   sumber   belajar   dan   teknologi   yang   memadai,   dan
memanfaatkan  lingkungan  sekitar  sebagai  sumber  belajar,  dengan  prinsip
alam  takambang  jadi  guru  (semua  yang  terjadi,  tergelar  dan  berkembang
di   masyarakat   dan   lingkungan   sekitar   serta   lingkungan   alam   semesta
dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).
f.    Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan
budaya   serta   kekayaan   daerah   untuk   keberhasilan   pendidikan   dengan
muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
g.   Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan     lokal     dan     pengembangan     diri     diselenggarakan     dalam
keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai
antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
B.   Struktur Kurikulum Pendidikan Umum
Struktur   kurikulum  merupakan   pola   dan   susunan   mata   pelajaran   yang   harus
ditempuh  oleh  peserta  didik  dalam  kegiatan  pembelajaran.  Kedalaman  muatan
kurikulum  pada  setiap  mata  pelajaran  pada  setiap  satuan  pendidikan  dituangkan
dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar
yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas
standar   kompetensi   dan   kompetensi   dasar   yang   dikembangkan   berdasarkan
standar   kompetensi   lulusan.   Muatan   lokal   dan   kegiatan   pengembangan   diri
merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah.
1.   Struktur Kurikulum SD/MI
Struktur  kurikulum  SD/MI  meliputi  substansi  pembelajaran  yang  ditempuh
dalam  satu  jenjang  pendidikan  selama  enam  tahun  mulai  Kelas  I  sampai
dengan  Kelas  VI.  Struktur  kurikulum  SD/MI  disusun  berdasarkan  standar
kompetensi  lulusan  dan  standar  kompetensi  mata  pelajaran  dengan  ketentuan
sebagai berikut.
a.   Kurikulum    SD/MI    memuat    8    mata    pelajaran,    muatan    lokal,    dan
pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 2.

6


Muatan   lokal   merupakan   kegiatan   kurikuler   untuk   mengembangkan
kompetensi   yang   disesuaikan   dengan   ciri   khas   dan   potensi   daerah,
termasuk  keunggulan  daerah,  yang  materinya  tidak  dapat  dikelompokkan
ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh
satuan pendidikan.
Pengembangan  diri  bukan  merupakan  mata  pelajaran  yang  harus  diasuh
oleh  guru.  Pengembangan  diri  bertujuan  memberikan  kesempatan  kepada
peserta  didik  untuk  mengembangkan  dan  mengekspresikan  diri  sesuai
dengan  kebutuhan,  bakat,  dan  minat  setiap  peserta  didik  sesuai  dengan
kondisi   sekolah.   Kegiatan   pengembangan   diri   difasilitasi   dan   atau
dibimbing   oleh   konselor,   guru,   atau   tenaga   kependidikan   yang   dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan
diri   dilakukan   melalui   kegiatan   pelayanan   konseling   yang   berkenaan
dengan    masalah    diri    pribadi    dan    kehidupan    sosial,    belajar,    dan
pengembangan karir peserta didik.
b.   Substansi  mata  pelajaran  IPA  dan  IPS  pada  SD/MI  merupakan  "IPA
Terpadu" dan "IPS Terpadu".
c.   Pembelajaran   pada   Kelas   I   s.d.   III   dilaksanakan   melalui   pendekatan
tematik,   sedangkan   pada   Kelas   IV   s.d.   VI
pendekatan mata pelajaran.
dilaksanakan   melalui
d.   Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan   sebagaimana
tertera   dalam   struktur   kurikulum.   Satuan   pendidikan   dimungkinkan
menambah   maksimum   empat   jam   pembelajaran   per   minggu   secara
keseluruhan.
e.   Alokasi waktu satu jam  pembelajaran adalah 35 menit.
f.
Minggu  efektif  dalam  satu  tahun  pelajaran  (dua  semester)  adalah  34-38
minggu.
Struktur kurikulum SD/MI disajikan pada Tabel 2
7


Tabel 2.  Struktur Kurikulum SD/MI

Komponen
Kelas dan Alokasi Waktu
I        II              III
IV, V, dan
VI
A. Mata Pelajaran
1.
2.
Pendidikan Agama
Pendidikan Kewarganegaraan
3.    Bahasa Indonesia
4.
5.
6.
7.
8.
Matematika
Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Sosial
Seni Budaya dan Keterampilan
Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
B. Muatan Lokal
C.  Pengembangan Diri
Jumlah

*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran











8

 


BAB III
BEBAN BELAJAR
Satuan   pendidikan   pada   semua   jenis   dan   jenjang   pendidikan   menyelenggarakan
program  pendidikan  dengan  menggunakan  sistem  paket  atau  sistem  kredit  semester.
Kedua  sistem  tersebut  dipilih  berdasarkan  jenjang  dan  kategori  satuan  pendidikan
yang bersangkutan.
Satuan    pendidikan    SD/MI/SDLB    melaksanakan    program    pendidikan    dengan
menggunakan        sistem        paket.        Satuan        pendidikan        SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori standar menggunakan sistem paket atau
dapat  menggunakan  sistem  kredit  semester.  Satuan  pendidikan  SMA/MA/SMALB
dan SMK/MAK kategori mandiri menggunakan sistem kredit semester.
Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem paket pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan
program  pendidikan  yang  peserta  didiknya  diwajibkan  mengikuti  seluruh  program
pembelajaran  dan  beban  belajar  yang  sudah  ditetapkan  untuk  setiap  kelas  sesuai
dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap
mata pelajaran pada Sistem Paket  dinyatakan dalam  satuan jam pembelajaran.
Beban  belajar  dirumuskan  dalam bentuk  satuan  waktu  yang  dibutuhkan  oleh  peserta
didik  untuk  mengikuti  program  pembelajaran  melalui  sistem  tatap  muka,  penugasan
terstruktur,  dan  kegiatan  mandiri  tidak  terstruktur.  Semua  itu  dimaksudkan  untuk
mencapai  standar  kompetensi  lulusan  dengan  memperhatikan  tingkat  perkembangan
peserta didik.
Kegiatan  tatap  muka  adalah  kegiatan  pembelajaran  yang  berupa  proses  interaksi
antara  peserta  didik  dengan  pendidik.  Beban  belajar  kegiatan  tatap  muka  per  jam
pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan sebagai berikut:
a.    SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit;
b.   SMP/MTs/SMPLB berlangsung selama 40 menit;
c.    SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK berlangsung selama 45 menit.
Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap satuan pendidikan adalah
sebagai berikut:
a.    Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SD/MI/SDLB:
1)   Kelas I s.d. III adalah 29 s.d. 32 jam pembelajaran;
2)   Kelas IV s.d. VI adalah 34 jam pembelajaran.
b.   Jumlah   jam   pembelajaran   tatap   muka   per   minggu   untuk   SMP/MTs/SMPLB
adalah 34 jam pembelajaran.
c.   Jumlah   jam   pembelajaran   tatap   muka   per   minggu   untuk   SMA/MA/SMALB/
SMK/MAK adalah 38 s.d. 39  jam pembelajaran.
9


Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk setiap satuan pendidikan adalah
sebagaimana tertera pada Tabel 25
Tabel 25. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan untuk setiap Satuan
Pendidikan
Satuan
Pendidikan
Kelas
Satu jam
pemb. tatap
muka (menit)
Jumlah jam
pemb. Per
minggu
Minggu
Efektif
per tahun
ajaran
Waktu
pembelajaran per
tahun
Jumlah
jam per
tahun
(@60
menit)
35
I s.d. III
26-28
34-38
884-1064 jam
pembelajaran
(30940 - 37240
menit)
516-621
SD/MI/
SDLB*)
IV s.d.
VI
35
32
34-38
1088-1216 jam
pembelajaran
(38080 - 42560
menit
635-709
SMP/MTs/
SMPLB*)
VII s.d.
IX
40
32
34-38
SMA/MA/
SMALB*)
X s.d.
XII
45
38-39
34-38
SMK/MAK  X s.d XII
45
36
38
1088 - 1216 jam
pembelajaran
(43520 - 48640
menit)

1292-1482 jam
pembelajaran
(58140 - 66690
menit)

1368 jam
pelajaran
(61560 menit)
725-811
969-
1111,5
1026
(standar
minimum)
*) Untuk SDLB SMPLB, SMALB alokasi waktu jam pembelajaran tatap muka dikurangi 5  menit
Penugasan  terstruktur  adalah  kegiatan  pembelajaran  yang  berupa  pendalaman  materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
Kegiatan   mandiri   tidak   terstruktur   adalah   kegiatan   pembelajaran   yang   berupa
pendalaman  materi  pembelajaran  oleh  peserta  didik  yang  dirancang  oleh  pendidik
untuk   mencapai   standar   kompetensi.   Waktu   penyelesaiannya   diatur   sendiri   oleh
peserta didik.
10


Beban  belajar    penugasan  terstruktur  dan  kegiatan  mandiri  tidak  terstruktur  terdiri
dari:
1.   Waktu  untuk  penugasan  terstruktur  dan  kegiatan  mandiri  tidak  terstruktur  bagi
peserta  didik  pada  SD/MI/SDLB  maksimum  40%  dari  jumlah  waktu  kegiatan
tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
2.   Waktu  untuk  penugasan  terstruktur  dan  kegiatan  mandiri  tidak  terstruktur  bagi
peserta   didik   pada   SMP/MTs/SMPLB   maksimum   50%   dari   jumlah   waktu
kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
3.   Waktu  untuk  penugasan  terstruktur  dan  kegiatan  mandiri  tidak  terstruktur  bagi
peserta  didik  pada  SMA/MA/SMALB/SMK/MAK  maksimum  60%  dari  jumlah
waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
Penyelesaian  program  pendidikan  dengan  menggunakan  sistem  paket  adalah  enam
tahun      untuk      SD/MI/SDLB,      tiga      tahun      untuk      SMP/MTs/SMPLB      dan
SMA/MA/SMALB, dan tiga sampai dengan empat tahun untuk SMK/MAK. Program
percepatan dapat diselenggarakan untuk mengakomodasi peserta didik yang memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Sistem  kredit  semester  adalah  sistem  penyelenggaraan  program  pendidikan  yang
peserta  didiknya  menentukan  sendiri  beban  belajar  dan   mata  pelajaran  yang  diikuti
setiap  semester  pada  satuan  pendidikan.  Beban  belajar  setiap  mata  pelajaran  pada
sistem kredit semester dinyatakan dalam   satuan kredit semester (sks). Beban belajar
satu sks meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur,
dan   satu   jam   kegiatan   mandiri   tidak   terstruktur.   Panduan   tentang   sistem   kredit
semester diuraikan secara khusus dalam dokumen tersendiri.
11


BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kurikulum  satuan  pendidikan  pada  setiap  jenis  dan  jenjang  diselenggarakan  dengan
mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah
pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran
yang    mencakup    permulaan    tahun    pelajaran,    minggu    efektif    belajar,    waktu
pembelajaran efektif dan hari libur.
A.  Alokasi Waktu
Permulaan tahun pelajaran   adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran  untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu   pembelajaran   efektif   adalah  jumlah   jam  pembelajaran   setiap  minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh  matapelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu   libur   adalah   waktu   yang   ditetapkan   untuk   tidak   diadakan   kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk  jeda  tengah  semester,  jeda  antar  semester,  libur  akhir  tahun  pelajaran,
hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari
libur khusus.
Alokasi  waktu  minggu  efektif  belajar,  waktu  libur  dan  kegiatan  lainnya  tertera
pada Tabel 26.
Tabel 26. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan
No

1.
Kegiatan

Minggu efektif
belajar
2.
Jeda tengah semester
3.
Jeda antarsemester
Alokasi Waktu

Minimum 34
minggu dan
maksimum 38
minggu

Maksimum 2
minggu

Maksimum 2
minggu
Keterangan

Digunakan untuk kegiatan
pembelajaran efektif pada setiap satuan
pendidikan
Satu minggu setiap semester
Antara semester I dan II
4.
Libur akhir tahun
pelajaran
Maksimum 3
minggu
Digunakan untuk penyiapan kegiatan
dan administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran
12


No

5.
Kegiatan

Hari libur keagamaan
Alokasi Waktu

2 - 4 minggu
6.
7.
Hari libur
umum/nasional

Hari libur khusus
8.
Kegiatan khusus
sekolah/madrasah
Maksimum 2
minggu

Maksimum 1
minggu

Maksimum 3
minggu
Keterangan

Daerah khusus yang memerlukan libur
keagamaan lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif

Disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah

Untuk satuan pendidikan sesuai dengan
ciri kekhususan masing-masing

Digunakan untuk kegiatan yang
diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
B.  Penetapan Kalender Pendidikan
1.   Permulaan  tahun  pelajaran  adalah  bulan  Juli  setiap  tahun  dan  berakhir  pada
bulan Juni tahun berikutnya.
2.   Hari  libur  sekolah  ditetapkan  berdasarkan  Keputusan  Menteri  Pendidikan
Nasional,  dan/atau  Menteri  Agama  dalam  hal  yang  terkait  dengan  hari  raya
keagamaan,   Kepala   Daerah   tingkat   Kabupaten/Kota,   dan/atau   organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
3.   Pemerintah    Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota    dapat    menetapkan    hari    libur
serentak untuk satuan-satuan pendidikan.
4.   Kalender  pendidikan  untuk  setiap  satuan  pendidikan  disusun  oleh  masing-
masing  satuan  pendidikan  berdasarkan  alokasi  waktu  sebagaimana  tersebut
pada   dokumen   Standar   Isi   ini   dengan   memperhatikan   ketentuan   dari
pemerintah/pemerintah daerah.
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
TTD.
BAMBANG SUDIBYO










 Mengetahui,                                                                                   Karanganyar,...........                          Kepala Sekolah                                                                                Guru Kelas V


Suwaji,S.Pd.                                                                             Julichan Eswanto S.,S.Pd.SD
 NIP.19630916 199203 1 007                                                   NIP.19860921 200902 1 005





13











Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "STANDAR ISI SD"

Post a Comment