MAKALAH PRAKTIKUM IPA SD
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Praktikum merupakan bentuk pengajaran
yang kuat untuk membelajarkan ketrampilan, pemahaman, dan sikap. Serta kegiatan
terstruktur dan terjadwal yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
mendapatkan pengalaman yang nyata dalam rangka meningkatkan pemahaman mahasiswa
tentang teori atau agar mahasiswa menguasai keterampilan tertentu yang
berkaitan dengan suatu pengetahuan atau suatu mata kuliah. Dalam
merancang sistem pembelajaran, menyusun kurikulum atau dosen dapat memasukan
kegiatan praktikum/latihan/responsi dalam perencanaannya jika ada dukungan kuat
bahwa materi mata kuliah hanya dapat dipahami kalau disertai
praktikum/responsi/latihan.
Suatu mata kuliah dapat semata-mata
berupa praktikum. Hal ini dapat terjadi karena dua alasan. Pertama, mata kuliah
itu merupakan mata kuliah yang selain diperlukan oleh jurusan yang
bersangkutan, juga diperlukan oleh jurusan lain (mata kuliah layanan) yang
tidak memerlukan praktikum. Kedua, praktikum itu sendiri mempunyai bobot kredit
yang cukup banyak sehingga memerlukan penanganan tersendiri walaupun materinya
tetap tidak terpisah dari mata kuliah yang menyelenggarakan tatap muka teorinya
saja.Menurut soekarno dkk (1990:14) “ metode praktikum
adalah suatu cara mengajar yang mmberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan
suatu fakta yang diperlukan atau ingin diketahui”. Kegiatan praktikum pada
dasarnya dapat digunakan untuk :
1.
Mendapat atau menemukan suatu konsep.
Mencapai suatu definisi sampai mendapat dalil-dalil atau hukum-hukum melalui
percobaan yang dilakukannya.
2.
Membuktikan atau menguji kebenaran
secara nyata tentang suatu konsep yang telah dipelajari.
Menurut Djamarah dan
Zain ( 2002:95) memberi pengertian bahwa metode praktikum
adalah proses pembelajaran dimanapeserta didik melakukan dan mengalami sendiri,
mengikuti proses, mengamati obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik suatu
kesimpulan suatu obyek, keadaan dan proses dari materi yang dipelajari tentang
gejala alam dan interaksinya. Sehingga dapat menjawab pertanyaan dan bagaimana
prosesnya.
Firman (2000) mengungkapkan bahwa
kegiatan praktikum dapat dipakai untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan
proses, membangkitkan minat belajar, serta memberikan bukti-bukti bagi
kebenaran teori. Selain itu, kegiatan praktikum juga dapat mengembangkan
kemampuan berpikir siswa dalam membangun konsep-konsep IPA dan dapat memberikan
pengalaman belajar IPA secara nyata kepada siswa serta mengembangkan
keterampilan dasar bekerja di laboratorium.
Kata praktikum berasal dari kata
practiqu / pratique (Prancis), practicus (Latin), atau praktikos (Yunani) yang
secara harfiah berarti “aktif” atau prattein / prassein (Yunani) yang berarti “
mengerjakan”.
Dalam
bahasa Inggris, praktikum bermakna sama dengan excersice (exercice) [Prancis],
exercitium / execere [Latin] yang secara harfiah berarti “tetap aktif/sibuk”
yang juga bermakna sama dengan “latihan” atau “responsi”.
Responsi
( responsum / responsio [Latin], jawaban) merupakan istilah untuk kegiatan
tanya/jawab yang umumnya dipakai dalam bidang matematika dan statistika untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap teori. Dalam sistem kredit semester
(SKS) yang berlaku di Indonesia, mata kuliah yang disertai kegiatan praktikum
mempunyai simbol ABC IJK (X [Y-Z)]).
IPA
sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains
menurut Suyoso
(1998:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat
aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu
yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara
universal”.Menurut Abdullah (1998:18), IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang
diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan
melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara
yang satu dengan cara yang lain”.
Dari
pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari
hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah
yang
berupa metode ilmiah dan didapatkan
dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di
sempurnakan.
Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek
alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan
perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA
terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Pada apek Fisika IPA
lebih memfokuskan pada benda-benda tak hidup. Pada sapek Biologi IPA mengkaji
pada persoalan yang terkait dengan makhluk hidup serta lingfkungannya.
Sedangkan pada aspek Kimia IPA mempelajari gejala-gejala kimia baik yang ada
pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam.
Dari uraian diatas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa praktikum IPA adalah suatu rangkaian kegiatan yang
saling berhubungan. Dikarenakan IPA mempunyai arti pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang
diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang
berupa metode ilmiah dan didapatkan
dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di
sempurnakan. Sehingga IPA tidak bisa sempurna apabila tidak dilakukan adanya
sebuah praktikum untuk mengetahui hasil eksperimen atau observasi tersebut.
B. TUJUAN PRAKTIKUM IPA DI SD
Tujuan umum praktikum
(field practice), adalah sebagai jembatan penghubung atau alat untuk
mengintegrasikan antara teori dan praktik. Tujuan
pertama lebih bersifat "atomistik", karena mengembangkan keterampilan
keterampilan spesifik seperti mengamati, mengukur, menafsirkan data,
menggunakan alat. Tujuan ini tak kalah pentingnya dengan dua tujuan yang lain.
Penguasan keterampilan dasar ini memberikan kemudahan bagi pencapaian tujuan
praktikum lainnya. Disamping itu kebiasaan kerja secara cermat, bersih, dan
sistematis dapat berkembang bersamaan dengan pencapaian tujuan ini.
C. SISTEMATIKA
Menurut Ida Royandiahdan Sri Suharmini W (2011: 1.33) sistematika yang digunakan penulis dalam penyusunan
laporanPRAKTIKUM IPA DI SD ini adalah sebagai berikut:
1.
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan PRAKTIKUM IPA DI SD
C. Sistematika
2.
Bab II. Temuan-temuan dalam PRAKTIKUM IPA DI SD
A.
Kelemahan dalam praktikum IPA
B.
Kelebihan dalam praktikum IPA
C.
Hal-hal unik yang terjadi selama praktikum IPA
3.
Bab III. Kesimpulan
A. Kelemahan selama praktikum
B. Penyebab kelemahan
C. Kelebihan selama praktikum
D. Penyebab kelebihan
E. Solusi untuk praktikum selanjutnya
4.
Daftar Lampiran sebagai pelengkap pembuatan laporan PRAKTIKUM IPA
DI SD, selama penulis melaksanakan praktikum di lingkungan kampus ( SDN 12
Purwodadi ) dan di rumah tempat tinggal (RT 01/RW 03 Kec. Geyer Kab. Grobogan)
BAB
II
TEMUAN-TEMUAN DALAM PRAKTIKUM IPA DI SD
A.
KELEMAHAN
DALAM PRAKTIKUM IPA
Kegiatan praktikum
merupakan salah satu bentuk proses pembelajaran
dan tentu saja terdapat komponen
penilaian di dalamnya. Penilaian praktikum biasanya hanya
terbatas pada penilaian hasil tes tertulis dan penilaian laporan
kelompok maupun laporan
individu yang merupakan produk dari praktikum (Lestari,
2008). Selain penilain-penilaian tersebut, ada aspek lain yang menjadi
penilaian dalam praktikum
yakni aspek proses
berupa aktivitas siswa selama kegiatan praktikum berlangsung. Salah satu
bentuk penilaian untuk aspek aktivitas siswa atau psikomotor berupa penilaian
kinerja. Penilaian kinerja ini
dapat melihat kemampuan
siswa selama proses pembelajaran
tanpa harus menunggu hingga proses tersebut berakhir. Penilaian kinerja yang selama ini
telah dilaksanakan pada beberapa sekolah seluruhnya dilakukan oleh
guru sehingga guru dituntut
untuk mengobservasi setiap aktivitas siswa selama kegiatan praktikum
berlangsung. Hal ini tentu saja memberatkan guru
dalam melakukan penilaian
dikarenakan terbatasnya kemampuan guru
dalam mengobservasi setiap
siswanya. Selain itu, perbandingan yang tidak
seimbang antara guru dan jumlah
siswa dapat menyebabkan luputnya perhatian guru terhadap kinerja siswa
yang muncul. Oleh karena itu, perlu dicari bentuk
penilaian lain yang dapat
menutupi keterbatasan guru. Salah satu bentuk penilaian alternatif
tersebut adalah penilaian sendiri (self assessment). Kelebihan dari penilaian
ini adalah adanya keterlibatan siswa dalam menilai belajar mereka sehingga dapat mengetahui
kekurangan mereka dalam belajar
dan dapat melatih kejujuran serta melatih objektivitas. Hal tersebut dapat
dijadikan umpan balik bagi siswa untuk memperbaiki hasil belajarnya.
B. KELEBIHAN DALAM PRAKTIKUM IPA
Sedikitnya ada empat alasan yang
dikemukakan para pakar pendidikan IPA mengenai pentingnya kegiatan praktikum
(Woolnough & Allsop, 1985: 5-8). Pertama, praktikum membangkitkan motivasi
belajar IPA. Kedua, praktikum mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar
melaksanakan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan
ilmiah. Keempat, praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran.
Pertama, praktikum membangkitkan
motivasi belajar IPA. Motivasi mempengaruhi belajar siswa yang termotivasi
untuk belajar lebih mendalam. Menurut faham psikologi humanisme dalam diri
individu terdapat dorongan untuk memperoleh pengetahuan dan kemampuan (Yelon,
1977: 300). Motivasi ini merupakan motivasi instrinsik yang independen dari
motivasi ekstrinsik. Praktikum memberi kesempatan kepada siswa untuk memenuhi
dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa. Prinsip ini sangat menunjang kegiatan
praktikum yang di dalamnya siswa menemukan pengetahuan melalui eksplorasinya
terhadap alam.
Kedua, praktikum mengembangkan
keterampilan-keterampilan dasar melaksanakan eksperimen. Kegiatan yang banyak
dilakukan scientist adalah melakukan eksperimen. Untuk melakukan eksperimen
diperlukan keterampilan dasar, seperti mengamati, mengestimasi, mengukur dan
memanipulasi peralatan biologi. Keterampilan menggunakan alat diperlukan agar
mahasiswa dapat menangani alat secara aman. Lebih lanjut teknik yang diperlukan
untuk menrancang, melakukan dan menginterpretasikan eksperimen perlu pula
dikembangkan melalui kegiatan praktikum.
Ketiga, praktikum menjadi wahana
belajar pendekatan ilmiah. Diyakini oleh banyak pakar pendidikan IPA bahwa
tidak ada cara terbaik agar siswa belajar pendekatan ilmiah kecuali menjadikan
mereka sebagai scientist. Nuffield,
suatu proyek pengembangan kurikulum di Inggris, mengembangkan kegiatan
praktikum IPA dengan prinsip ini.
Namun
demikian terdapat penafsiran yang berbeda di kalangan pakar tentang apa yang
dilakukan scientist, sehingga berkembang beberapa model dalam organisasi
praktikum IPA sesuai perbedaan penafsiran tadi.
Penganut faham Francis Bacon
memandang pekerjaan scientist adalah mengumpulkan pola hubungan diantara data,
dan selanjutnya menemukan teori untuk merasionalisasi semua itu. Pandangan ini
melahirkan model praktikum induktif, dari fakta menuju perampatan
(generalisasi).
Penganut faham Popper memandang
scientist mengawali penyelidikannya dengan suatu hipotesis yang diturunkan dari
gabungan antara pengalaman dan kreativitasnya. Lebih lanjut scientist menguji
kesalahan atau kebenaran hipotesisnya itu melalui observasi dan eksperimen.
Faham ini melahirkan model praktikum verifikasi. Kegiatan praktikum lebih
diarahkan pada pembuktian teori yang telah dipelajari sebelumnya.
Pandangan bahwa scientist sebagai
penemu (discovery) pengetahuan
heuristik dalam pendidikan IPA dengan kegiatan praktikumnya mendapat kritik
karena lebih menekankan metode inkuiri untuk menemukan daripada “subjek
matter”. Penekanan yang lebih pada penyelidikan menyebabkan terbengkalainya
pengajaran konsep dari prinsip IPA serta kurangnya kesimpulan yang membuka
wawasan mahasiswa tentang aspek-aspek IPA yang berkaitan dengan lingkungan
hidup dan masyarakat.
Pandangan lain berasal dari Polanyi
yang mengatakan bahwa kegiatan ilmiah perlu dibiasakan sebagai kegiatan
keterampilan, bergantung kepada pengetahuan pribadi tentang suatu hal dan
pertimbangan atributnya. Melalui pengalaman seorang scientist membangun konsep
dan kepekaan terhadap gejala alam yang diamatinya. Dengan demikian sejak kecil
siswa sudah dilatif mengembangkan bakat dan minat, sehingga dia dapat
menyimpulkan secara intuitif dengan data yang sedikit pada waktu melakukan
eksperimen.
Keempat,
praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran. Umumnya para pakar berpendapat
bahwa praktikum dapat menunjang pemahaman siswa terhadap materi. Praktikum
memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk membuktikan teori, menemukan teoriatau
mengelusidasi teori. Dari kegiatan-kegiatan tersebut maka pemahaman mahasiswa
terhadap suatu pelajaran telah merasionalisasi fenomena ini. Banyak konsep dan
prinsip belajar IPA dapat terbentuk dalam pikiran mahasiswa melalui proses
perampatan (generalisasi) dari fakta yang diamati dalam kegiatan praktikum.
Kegiatan praktikum juga dapat membentuk ilustrasi (1989), yakni :
1.
Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dengan
pendekatan ilmiah.
2.
Meningkatkan pemahaman mengenai materi pelajaran.
3.
Mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen.
C. HAL-HAL UNIK YANG TERJADI SELAMA
PRAKTIKUM IPA
1. Kita
dapat menemukan sesuatu hal yang tidak mungkin kita temui, contohnya suatu
tumbuhan yang hidup dalam perairan.
2. Dapat
menemukan sesuatu hal yang terjadi
setelah kita melakukan kegiatan pratikum.
3. Kita
dapat menemukan sebuah kerjasama tim didalam menyelesaikan sebuah praktikum (
Kekompakan ).
4. Selalu
menemukan tempat baru jika melakukan observasi di lapangan.
5. Dapat
menemukan gagasan-gagasan yang sebelumnya belum di ketahui atau tidak
terpikirkan sebelumnya.
BAB
III
KESIMPULAN
A.
KELEMAHAN
SELAMA PRAKTIKUM
Kelemahan selama praktikum IPA, dalam
kegiatan praktikum masih banyak
kekurangan terutama terletak pada cara kerja suatu praktikum tersebut, yang
langkahnya kurang bisa di pahami oleh para siswa sehingga siswa susah untuk
mengikuti rentetan penyelesaian sebuah pratikum. Dalam sebuah praktikum banyak
kelemahan yang terjadi, contohnya kurangnya kekompakan dalam suatu kelompok
kerja. Kelompok kerja harusnya memiliki sebuah kerja sama tim untuk
menyelesaikan sebuah praktikum, jika masing-masing individu tidak sejalan
selama menjalankan praktikum maka akan terjadi ketidaktercapaian hasil yang
diharapkan. Dan tentunya hasil yang sebelumnya direncanakan tidak sesuai dengan
apa yang diterapkan, yang tentunya juga berdampak pada hasil praktikum yang
kurang begitu memuaskan atau kurang maksimal.
B.
PENYEBAB
KELEMAHAN
Dewasa ini, masih banyak penyebab
kelemahan dalam praktikum, diantaranya; kurangnya pemahaman terhadap kegiatan
praktikum, SDM (Sumber Daya Manusia) tebatas. Selain itu, kekurangan alat dan
bahan yang digunakan selama proses praktikum juga sangat berpengaruh terhadap
hasil praktikum. Tetapi kelemahan ini akan menjadi catatan yang penting dan
tentunya akan berusaha semaksimal mungkin untuk belajar lagi guna memperbaiki
kelemahan atau kekurangan praktikum selanjutnya.
C.
KELEBIHAN
SELAMA PRAKTIKUM
Kelebihan selama praktikum
IPA, kegiatan praktikum IPA DI SD merupakan model pembelajaran dengan melakukan
pengamatan langsung atau survei ditempat. Kegiatan praktikum adalah sarana
prasarana bagi murid kelas-kelas di SD yang lebih didasarkan pada interaksi
terhadap alam sekitar. Mengembangkan komunikasi dan kerjasama dalam
pembelajaran, menggabungkan antara teori dan praktik.
Hal ini mampu mengembangkan taraf
perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik seorang siswa. Sehingga para siswa akan mampu
menganalisa atau mengetahui hal-hal yang belum pernah mereka ketehui
sebelumnya. Hal ini terjadi karena adanya proses praktikum didalamnya sehingga
siswa mengerti tentang apa yang mereka pelajari, mereka pahami, dan mereka
terapkan dilingkungan mereka ( masing-masing ).
D.
PENYEBAB
KELEBIHAN
Selama ini kegiatan praktikum selalu
dipelajari dalam pembelajaran IPA. Kelebihan lain dalam praktikum banyak sumber
yang dapat diamati, contohnya lingkungan sekitar kita yang selalu kita jumpai
dan kita amati. Untuk itu alam sebagai sumber atau media harusnya selalu kita
jaga dan lestarikan supaya alam tidak hilang dan mampu memberi hal baru, dimana
kita sebagai manusia yang mengerti akan pentingnya alam karena alam adalah
sumber ilmu bagi para manusia dibumi.
E.
SOLUSI
UNTUK PRAKTIKUM SELANJUTNYA
Setelah kegiatan praktikum ini
selesai dilaksanakan, pasti banyak kesalahan yang dilakukan selama proses
praktikum berlangsung. Maka dibutuhkan banyak solusi untuk kegiatan praktikum
selanjutnya agar menjadi lebih baik. Solusi tersebut antara lain adalah sebagai
berikut :
-
Sebaiknya anggota dari sebuah kelompok
tersebut saling terjalin koordinasi yang baik.
-
Sebelum melakukan sebuah praktikum,
sebaiknya dipersiapkan segala kebutuhannya, misal : alat-alat, bahan-bahan, dan
perlengkapan lainnya.
-
Melakukan observasi langsung di lapangan
agar dicapai hasil yang akurat.
-
Mencari banyak sumber informasi jika
menemui banyak masalah dalam penyelesaian sebah laporan.
-
Belajar dengan semangat tentang
kekurangan yang terjadi pada praktikum sebelumnya, agar tidak terjadi kesalahan
serupa pada praktikum selanjutnya.
Lampiran-Lampiran
1.
Praktikum tentang ciri-ciri
makhluk hidup
2.
Praktikum tentang Gerak pada
Tumbuhan
3.
Praktikum tentang
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
4.
Praktikum tentang
pertumbuhan dan perkembangan hewan
5.
Praktikum tentang
perkembangan seksual pada tumbuhan ( struktur bunga)
6.
Praktikum tentang
perkembangbiakan vegetatif alami
7.
Praktikum tentang
perkembangbiakan vegetatif buatan
8.
Praktikum tentang ekosistem
9.
Praktikum tentang jenis zat
dalam makanan
10. Praktikum tentang uji makanan
11. Praktikum tentang pencernaan makanan
12. Praktikum tentang gaya
13. Praktikum tentang
14. Praktikum tentang
15. Praktikum tentang udara dan batuan
0 Response to "MAKALAH PRAKTIKUM IPA SD"
Post a Comment